MANADO, GlobalNews Sulut- 10 Desember 2025 — Di tengah hiruk pikuk Musorkot KONI Manado yang menyisakan banyak tanda tanya, muncul satu suara yang mencuri perhatian publik. Recky Langie, pemerhati olahraga yang dikenal vokal namun jujur, akhirnya memberikan pernyataannya. Bukan untuk menyerang, bukan pula untuk memihak — melainkan untuk mengucapkan kebenaran yang tidak nyaman.
Dalam pernyataannya, Recky menyoroti tiga hal penting:
Larangan rangkap jabatan sesuai regulasi dan putusan MK,
Kewajiban izin Mendagri bagi pejabat publik yang ingin memimpin KONI,
Prosedur administrasi birokrasi yang panjang dan mustahil dipersingkat sembarangan.
Menurutnya, proses perizinan tersebut memiliki tahapan yang jelas dan tidak bisa dipotong seenaknya.
>Kami juga takut salah. Takut melanggar undang-undang. Ini tentang marwah olahraga, bukan sekadar jabatan.”
Pernyataan itu diucapkan dengan suara tenang namun memikul beban. Ada kegelisahan di balik kata-katanya — kegelisahan tentang kemungkinan bahwa KONI Manado sedang berjalan dengan fondasi prosedural yang belum sepenuhnya siap.
Ia mengingatkan kembali makna dasar dari dunia yang sedang diperebutkan.
>Namanya juga olahraga — sport. Di semua cabang, hal pertama yang dijunjung adalah sportivitas.”
Recky menegaskan bahwa ketakutan bukan pada orang atau calon tertentu, tetapi pada potensi kesalahan dalam mengikuti regulasi yang dapat berakibat panjang.
Ia menutup klarifikasinya dengan nada lirih namun tegas:
Kegelisahan saya sederhana: jangan sampai KONI berdiri di atas langkah-langkah yang belum lengkap. Kalau fondasinya salah, nanti seluruh bangunannya ikut goyah.”
- Suara Recky Langie mungkin pelan, namun gema pesannya kini mengguncang ranah olahraga Manado — menghadirkan pertanyaan besar yang tidak bisa lagi diabaikan.//GNS//
![]()

