Manado, Global News Sulut- Dunia Katolik saat ini tengah menantikan momen bersejarah: pemilihan Paus baru yang akan menggantikan Takhta Santo Petrus. Dalam proses suci yang dikenal sebagai konklaf ini, Indonesia turut ambil bagian melalui satu-satunya kardinal yang memenuhi syarat – Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo.
Kehadiran Kardinal Suharyo di Vatikan bukan hanya membawa nama Indonesia, tetapi juga harapan jutaan umat Katolik di tanah air. “Beliau adalah satu-satunya kardinal asal Indonesia yang memenuhi syarat usia untuk mengikuti konklaf. Ini sebuah kehormatan besar,” ujar Pembimas Kristen Katolik Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara. Joula Makarawung Selasa (6/5/2025)
Konklaf merupakan proses yang sangat tertutup, dilakukan dalam keheningan dan penuh doa oleh para kardinal yang memiliki hak suara. Namun satu hal yang diyakinkan oleh pihak Bimas Katolik adalah bahwa proses ini benar-benar murni. “Tidak ada intervensi, tidak ada lobi. Semua diserahkan pada bimbingan Roh Kudus,” tegasnya.
Umat Katolik di seluruh penjuru Indonesia, termasuk Sulawesi Utara, saat ini bersatu dalam doa, berharap agar yang terpilih adalah sosok yang benar-benar dipilih dan diberkati Tuhan.
“Kami mendoakan agar proses berjalan dengan lancar, dan dalam beberapa hari ke depan Gereja Katolik telah memiliki pemimpin baru yang mampu membawa damai dan arah rohani bagi umat sedunia,” lanjutnya.
Kardinal Suharyo sendiri dikenal sebagai sosok pemimpin yang rendah hati, cendekia, dan dekat dengan umat. Ia diangkat sebagai kardinal oleh Paus Fransiskus pada 2019, dan saat ini menjabat sebagai Uskup Agung Jakarta serta Ordinarius Militer Indonesia.
Pemilihan Paus selalu menjadi sorotan dunia, tidak hanya karena pemimpinnya akan memengaruhi arah Gereja Katolik global, tetapi juga karena prosesnya yang penuh makna spiritual. Keikutsertaan Kardinal Ignatius Suharyo adalah simbol bahwa suara dan doa umat Katolik Indonesia turut menjadi bagian dari sejarah besar ini.//GNS//