Minahasa, GlobalNews Sulut- Pengucapan Syukur Minahasa adalah tradisi turun temurun yang merupakan wujud rasa syukur atas hasil panen dan berkat dari Tuhan. Pengucapan Syukur dulunya merupakan hari sesudah panen besar yang dilakukan oleh etnis-etnis di Minahasa. Mereka merayakannya dengan berbagi hasil panen kepada keluarga atau kerabat terdekat dengan menikmati hasil panen tersebut, namun sekarang Acara Pengucapan dilakukan di gereja dan kemudian dilanjutkan di rumah bersama dengan keluarga dan kerabat. Setelah acara di gereja selesai, warga kemudian kembali ke rumah untuk bersiap menjamu keluarga ataupun kerabat. Hal yang lebih spesial lagi adalah para tamu yang bahkan tidak dikenal bisa berkunjung dan mencicipi makanan yang telah disediakan oleh tuan rumah. Acara Pengucapan merupakan suatu kebiasaan adat yang spesial sebab selain hari mengucapkan syukur kepada Tuhan, namun juga menyimpan makna sebagai hari berkumpul dengan keluarga.
Tahun 2025 Pemerintah Kabupaten Minahasa bersama Jajaran serta Masyarakat merayakan Perayaan Pengucapan yang pusatkan di kawasan kantor Bupati berdasarkan rapat di ruang kantor Bupati Minahasa Acara yang di kemas dengan sederhana dengan sentuhan tradisi lokal, kegiatan tersebut tetap mengusung nilai spiritualitas yang kuat.
Dalam merayakan Pengucapan Syukur Pemerintah menghimbauan tidak melakukan pesta pora, tidak menyediakan atau mengkonsumsi minuman beralkohol, menjaga ketertiban dan kelancaran aktivitas masyarakat dengan langkah strategi, termasuk adanya pengawasan bersama dari unsur TNI/POLRI, agar Situasi tetap aman dan kondusif.
Dari Pantauan tim Jurnalis Sumikolah Dikda Sulut di beberapa mitra kerja seperti di kediaman Maxi Tuyuh Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Tondano, Deny Pakasi Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Tomohon dan mitra kerja lainnya menyambut Pengucapan Syukur dengan Sukacita. Pengucapan Syukur Minahasa tahun 2025 kiranya menjadikan momen spiritual memperkuat rasa syukur, kedamaian, kebersamaan di tengah masyarakat Minahasa. *(Jufry HRM) //GNS//.*